Tangerang, 18 Mei 2015
Assalamu'alaikum .. :)
Jangan pernah bosan ya guyss buat mengunjungi blog ini :)
Kali ini Husnul akan berbagi sedikit tentang Teori
Behaviorisme
Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang
memandang individu lebih kepada sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan
aspek-aspek mental seperti kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam
kegiatan belajar. Belajar adalah proses interaksi antara stimulus atau
rangsangan yang berupa serangkaian kegiatan yang bertujuan agar mendapatkan
respon belajar dari objek penelitian.
Dalam teori behaviorisme dikenal istilah operant,
yaitu sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap lingkungan,
operant dimaknai sebagai bagaimana perilaku beroperasi atau bermanifestasi
dalam lingkungan tertentu.
Teori belajar behaviorisme berorientasi pada “hasil
yang dapat diukur, diamati, dianalisis, dan diuji secara obyektif”. Pengulangan
dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan menjadi kebiasaan.
Evaluasi atau penilaian didasarkan atas perilaku yang tampak.
Contoh teori behavioristik, misalnya dalam
pembelajaran IPA, guru memberikan sebuah penjelasan tentang materi tumbuhan
agar siswa dapat merespons dari apa yang telah guru jelaskan. Siswa tidak
belajar sendiri, melainkankan banyak mendapatkan stimulus dari guru atau
pendidik.
Kalau menurut saya teori ini memandang belajar terlalu sempit ya guyss, karena sebenarnya belajar bukan hanya pemberian stimulus respons, dan bukan melihat hasil. Belajar itu melibatkan proses mental bukan hanya sekedar pengulangan sehingga menjadi kebiasaan atas perilaku tertentu. Jika bukan siswa yang membangun sendiri pengetahuannya, pasti akan terjadi cepat lupa dalam proses pembelajaran tersebut.
Okeh sekian dulu yaa coretan nya :)
bye.. byeee..
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKn di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar